Diposting oleh
Telaga Sastra QHI
di
08.51
selepas siang
di bekas kita duduk
aku tak mau malam
ini terjaga lagi
dan mengingat
elegi rumah yang ditinggali tuan
ironisasi ketuhanan yang menjadi taman
tersebab berjalan dengan mata
adalah terang
maka, setelah siang
apalagi yang kita harapkan
dari malam?
sesajak Layla yang tak menemu berita
'sudahkah kau sembayangi lelahku?'
selepas siang
aku rindu
kita berjalan kaki
menuju rumah senja
yang tak kita beri nama
duh,
Semarang, 10 Juni 2011
Qur'anul Hidayat Idris
sumber gambar : klik di
sini