Maghrib belum tiba
engkau melihat berupa burung terkantuk-kantuk
di beberapa dahan
jalanan menjadi isyarat kota ini tak pernah selesai
merekam jejak naluri manusiabinatang
sadar dan tak pernah jaga
seperti dua rupa yang tabrakan di depan kaca
Maghrib belum tiba
benar,
tapi hujan telah menderas di luar
sekumpulan air mata jadi banjir di ruang tengah
dan kamar-kamar penciptaan
semua lepas tak terderas
merekam jejak kota yang tak pernah selesai
sadar dan tak pernah menjadi manusia
binatang.
Maghrib
belum benar
tiba
ketika burung itu jatuh
tertembak neraka kota.
Bengkalis, 07 September 2011
Qur'anul Hidayat Idris
sumber gambar: klik
di sini