Diposting oleh
Telaga Sastra QHI
di
23.41
tampak dia dengan airmata, melawan ombak
surutlah sepancang harapan di kapal, jauh
meninggalkan seutas hati yang kian retas
baginya menunggu adalah tanda ketiadaan
peniadaan, bukan semata pertemuan
pelaut di rahimnya, tertinggal di dermaga
lalu kisah ia tuntaskan bersama ombak
menjadi airmata
Semarang, 11 Maret 2011
Qur'anul Hidayat Idris
0 komentar:
Posting Komentar