hari-hari di kamarku selalu gerah dan lembab, aku tak dapat merasakan lagi embun yang dulu sering kutasbihkan sebagai anak-anak malam. aku mulai kehilangan tubuhku, karena kini tidak lagi mataku yang memancarkan cahaya matahari setengah tiang itu, tapi juga kepala dan wajahku.
aku malu ketika kau mengetuk pintu pagi-pagi, tak seperti biasanya, aku tdak membukakanmu pintu kamar, kau menggedor semakin keras. aku selalu gagal menyembunyikan sesuatu padamu, kubukakan pintu kamar selebar aku membuka pintu hatiku.
demi yang tak tersentuh hingga yang hinggap pada lumbung perasaan kulihat kau melonjak-lonjak seperti bocah baru dibelikan sepeda.
kau lebih memilih matahari setengah tiang itu daripada aku Lin?
kau mengangguk cepat
jika seperti itu adanya, keluarlah cepat dari hatiku, kan kukembalikan matahari ini ke lautan!
Semarang, 04 Maret 2011
Qur'anul Hidayat Idris
sumber gambar : klik di sini
0 komentar:
Posting Komentar